Penulis: mpj.btc (December 26, 2021)
Jika pembaca sudah mencari tahu dan mengikuti perkembangan mata uang kripto atau cryptocurrency tentunya istilah DeFi atau finans terdesentralisi tidak asing lagi. Lalu apa sih DeFi ini sepertinya sangat hot sekali di kalangan penggemar dan praktisi kripto? Atau mungkin kamu mendengar ini dari percakapan dengan keluarga anda saat libur natal dan tahun baru tahun ini?
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai DeFi, ada baiknya kita melihat apa itu finance secara umum dan bagaimana finance secara umum berjalan. Menurut Investopedia, finance atau finans merupakan istilah yang luas yang mencakup aktivitas yang berkait dengan perbankan, utang-piutang, kredit, pasar modal, uang dan investasi. Pada dasarnya finans merepresentasikan pengelolaan uang (money management) dan proses yang diperlukan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Finans juga mencakup karya dan studi atas uang, perbankan, kredit, investasi, aset dan liabilitas yang membentu sistem finansial.
Pada era sebelum datangnya teknologi mata uang kripto, industri finans selalu membutuhkan perantara (middleman) yang mana seringkali menambah friksi, biaya, dan juga kurangnya penglaman pengguna (user experience). Oleh penggemar kripto dan industri kripto secara umum, kegiatan finans seperti ini disebut TradFi atau traditional finance.
Pada era TradFi, aktivitas finansial selalu melibatkan perantara seperti bank atau broker. Sedangkan pada DeFi aktivitas finansial bergantung pada program komputer yang disebut sebagai kontrak pintar. Lalu apa itu kontrak pintar?
Seperti yang dibahas sebelumnya (Apa itu Blockchain?), dengan adanya teknologi blockchain kita bisa memiliki pandangan yang sama atas ledger atau buku besar dunia (the world’s ledger) hal ini dapat terwujud dengan adanya sistem konsensus seperti proof-of-work (PoW) dan juga proof-of-transfer (PoX) - baca Apa itu Proof-of-transfer? . Dengan adanya konsensus ini, sekarang berbagai aktor yang melakukan transaksi bisa mempercayai ledger umum yang kita kenal sebagai blockchain.
Namun orang-orang cerdas dunia tidak hanya puas dengan adanya konsensus yang memungkinkan kita membuat penyimpanan nilai (store of value), pundit-pundit ilmu komputer, kriptografi dan ekonomi mengembangkan konsep kontrak pintar (smart contract) yang dapat membuat uang kripto yang kita miliki dapat diprogram (programable money). Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh oleh Nick Szabo pada tahun 1996 kemudian diadopsi secara masalah dengan terciptanya Ethereum yang diinisiasi oleh Vitalik Buterin.
Dengan adanya kontrak pintar, kita bukan hanya dapat memiliki penyimpanan nilai yang terdesentralisasi tapi juga memungkinkan orang membuat aturan yang sangat patuh karena terprogram oleh komputer dalam jaringan blockchain. Hal inilah yang memicu perkembangan DeFi.
Berbeda dengan TradFi yang membutuhkan broker atau bank, atau KTP, DeFi terbuka bagi semua orang dan dapat mengurangi banyak friksi yang sebelumnya ada pada institusi tersentralisasi seperti bank. Contohnya saat kita menyimpan uang di bank, kita hanya dapat mendapatkan bunga yang sudah dipotong oleh institusi bank ini. Jika kita mendapatkan bunga 4% per tahun, sangat memungkinkan bank mengambil bunga 2-4 kali lebih tinggi dari bunga yang diberikan kepada nasabah walaupun uang yang diputar adalah uang nasabah. Pada protokol DeFi biasanya bunga ini bisa lebih besar karena tidak ada ongkos lain-lain selain ongkos kapital.
Selain pinjam meminjam, kegiatan DeFi meliputi namun tidak terbatas pada
Namun yang unik pada kegiatan DeFi adalah karena semuanya harus berjalan pada jaringan blockchain terdapat hal-hal yang tidak lagi diperlukan namun diperlukan saat bertransaksi pada protokol DeFi. Selain itu terdapat juga resiko seperti peretasan kontrak pintar yang harus diperhitungkan saat melakukan investasi pada protokol DeFi.